LANDASAN FILOSOFIS-TEORI KRITIS HERBERT MARCUSE-LATAR BELAKANG KELUARGA DAN PENDIDIKAN
Bab I
Pendahuluan
Dalam perkembangan mengenai teori-teori
yang ada memberikan sebuah metode-metode berpikir bagi manusia, dimana dalam
berpikir manusia akan mengeluarkan teori-teori yang mungkin bisa di gunakan
oleh orang lain. Kemudian dalam teori-teori sosiologi kita dapat melihat
tahapan-tahapan perkembangan teori sosiologi, dari klasik, modern, kritis dan
kontemporer. Dalam sosiologi terdapat beberapa tokoh yang menjadi arus utama
dalam setiap teori sosiologi, yakni karl marx, max weber, dan emile durkheim.
Kemudian dari para tokoh-tokoh sosiologi diatas berkembang berbagai teori-teori sosiologi di dunia dengan mengikuti perkembangan jaman yang ada di dunia, serta berbagai masalah dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Kemudian terdapat teori yang terkandung kemudian didalam sebuah teori sosiologi, yakni teori kritis. Dimana teori kritis ini diawali dari sebuah universitas yang ada di jerman, yakni universitas frankurt. Kemudian untuk mengembangkan hal ini dalam kaitannya terdapat beberapa tokoh yang mengambil dari teori karl marx, dimana dalam teori karl marx menampilkan berbagai perjuangan tentang penindasan. Ketika terjadi penindasan-penindasan inilah maka di dalam universitas frankurt melakukan berbagai diskusi-diskusi untuk menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang lebih baik. Yang kemudian selanjutnya dalah untuk memberikan sebuah masukan kepada negara, tentang tindakan-tindakan yang harus diambil.
Dari
sini, kemudian muncul berbagai tokoh-tokoh dalam menciptakan teori-teori
kritis. Salah satunya adalah herbert marcuse. Herbert Marcuse lahir pada tahun
1898, anak tertua dari seorang pedagang Berlin. Marcuses adalah Yahudi tapi ini
sebagian besar soal ketidakpedulian selama masa kecilnya, masa asimilasi yang
cepat. Dalam pendidikannya dia adalah seorang yang mengikuti kekejaman militer
dari jerman. Dimana dia mengikuti berbagai macam wajib militer yang di terapkan
oleh pemerintahan Jerman. Kemudian dia mengambil pendidkan di Universitas
Feirburg mengambil jurusan filsafat yang diajarkan oleh Edmund Husserl.
Kemudian makalah ini menulikan beberapa hal yang digunakan oleh marcuse untuk
menjadikan sebuah teori kritis.
Bab II
ISI
Dalam tulisan ini membuat beberapa
pemikiran yang dikeluarkan oleh herbert marcuse. Dimana dalam tulisan ini akan
dipakai beberapa bagian yang dipakai untuk mendapatkan pengenalan yang ada.
1.
Landasan filosofis
Seperti hal yang diajarkan oleh gurunya yang seorang pendiri jurusan filsafat di universitas feirburg. Herbert Marcuse adalah seorang fenomenologi yang berasal dari sebuah aliran filsafat yang pertama kali di kembangkan ole edmund husserl. Dalam sebuah aliran filsafat ini dia mempelajari berbagai macam fenomenologi yang ada dalam sebuah kehidupan. Jika max horkheimer dan adorno menyoroti sejarah tentang munculnya rasionalitas zaman ini, marcuse menyoroti bagaimana rasonalitas zaman ini berfungsi sebagai ideologi dan dominasi. Dalam artian, marcuse berpendapat ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang sebenarnya dapat membebaskan manusia dari tuntutan untuk bekerja keras ternyata menjadi sistem penguasaan total dalam masyarakat. Intinya, marcuse akan mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dominasi yang mengkungkung kehidupan manusia itu sendiri.
Marcuse juga berbicara banyak tentang rasionalitas teknologi, ciri utama rasionalias ini adalah bersifat ideologis, artinya rasionalitas teknologi ini tidak lagi netral, karena sebenarnya dia telah menyediakan dirinya sebagai sarana bagi pelestarian kekuasaan yang ada. Rasio terjebak menjadi ideologi ini akhirnya kehilangan sifat yang hakiki sebagai rasio. Karena itulah ia telah kehilangan sifat kritisnya yang semata-mata menjadi instrumentalis. Rasionalitas ini akhirnya akan menghasilkan suatu sistem kemasyarakatan yang bersifat represif dan totiliter.
Represif artinya sistem yang menindas kemampuan-kemampuan alamiah manusia untuk mengungkapkan kebebasannya sebagai sesuatu yang essensial. Sedangkan arti totaliter berarti sistem ini bersifat menyeluru dan mengurusi segala hal.
Ciri kedua rasionalitas ini adalah nilai-nilai yang melandasi rasionalitas ini memakai nilai-nilai yang menekankan pada efesiensi, produktivitas, kelancaran, dan kepastian matematis. Orientasi terhadap nilai-nilai tersebut, menuntut pendekatan yang paling tepat mencapai nilai-nilai tersebut. Pendekatan ini yang tepat adalah pendekatan kuantitatif.
Keadaan yang menjadikan rasionalitas teknologi seperti ini seakan-akan memberikan repressive tolerance, yaitu suatu keadaan yang tampaknya toleran dan memberi kesan seolah-olah memberikan kebebasan yang seluas-luasnya, padahal maksudnya tidak lain adalah penindasan dengan dia melihat bahwa teknologi tersebut akan menghancurkan kehidupan sosial manusia dalam pandangan dunia. Landasan filosofis dari herbert marcuse yang berpandangan dengan fenomenologis tersebutlah yang membuat pemikiran kritis. Herbert marcuse menjadi sebuah pemikiran yang tidak bisa dipahami oleh kaum dari rasionalitas. Dimana rasionalitas akan menyebabkan perkembangan kebebasan akan terbatisi oleh rasionalitas yang dipakai. Dengan berpandagan secara fenomenologis marcuse mencoba membuat sebuah teori kritis yang memang dari beberapa tulisannya menggunakan dari pendahulanya, yakni karl marx. Dimana karl marx adalah dasar dari berbagai teori kritis yang ada dalam dealektika matrialesme historis. Marcuse mencoba membangun sebuah filsafat kritis dengan belajar dari gurunya yakni edmund husserl. Dengan menggunakan fenomenologi.
Seperti hal yang diajarkan oleh gurunya yang seorang pendiri jurusan filsafat di universitas feirburg. Herbert Marcuse adalah seorang fenomenologi yang berasal dari sebuah aliran filsafat yang pertama kali di kembangkan ole edmund husserl. Dalam sebuah aliran filsafat ini dia mempelajari berbagai macam fenomenologi yang ada dalam sebuah kehidupan. Jika max horkheimer dan adorno menyoroti sejarah tentang munculnya rasionalitas zaman ini, marcuse menyoroti bagaimana rasonalitas zaman ini berfungsi sebagai ideologi dan dominasi. Dalam artian, marcuse berpendapat ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang sebenarnya dapat membebaskan manusia dari tuntutan untuk bekerja keras ternyata menjadi sistem penguasaan total dalam masyarakat. Intinya, marcuse akan mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dominasi yang mengkungkung kehidupan manusia itu sendiri.
Marcuse juga berbicara banyak tentang rasionalitas teknologi, ciri utama rasionalias ini adalah bersifat ideologis, artinya rasionalitas teknologi ini tidak lagi netral, karena sebenarnya dia telah menyediakan dirinya sebagai sarana bagi pelestarian kekuasaan yang ada. Rasio terjebak menjadi ideologi ini akhirnya kehilangan sifat yang hakiki sebagai rasio. Karena itulah ia telah kehilangan sifat kritisnya yang semata-mata menjadi instrumentalis. Rasionalitas ini akhirnya akan menghasilkan suatu sistem kemasyarakatan yang bersifat represif dan totiliter.
Represif artinya sistem yang menindas kemampuan-kemampuan alamiah manusia untuk mengungkapkan kebebasannya sebagai sesuatu yang essensial. Sedangkan arti totaliter berarti sistem ini bersifat menyeluru dan mengurusi segala hal.
Ciri kedua rasionalitas ini adalah nilai-nilai yang melandasi rasionalitas ini memakai nilai-nilai yang menekankan pada efesiensi, produktivitas, kelancaran, dan kepastian matematis. Orientasi terhadap nilai-nilai tersebut, menuntut pendekatan yang paling tepat mencapai nilai-nilai tersebut. Pendekatan ini yang tepat adalah pendekatan kuantitatif.
Keadaan yang menjadikan rasionalitas teknologi seperti ini seakan-akan memberikan repressive tolerance, yaitu suatu keadaan yang tampaknya toleran dan memberi kesan seolah-olah memberikan kebebasan yang seluas-luasnya, padahal maksudnya tidak lain adalah penindasan dengan dia melihat bahwa teknologi tersebut akan menghancurkan kehidupan sosial manusia dalam pandangan dunia. Landasan filosofis dari herbert marcuse yang berpandangan dengan fenomenologis tersebutlah yang membuat pemikiran kritis. Herbert marcuse menjadi sebuah pemikiran yang tidak bisa dipahami oleh kaum dari rasionalitas. Dimana rasionalitas akan menyebabkan perkembangan kebebasan akan terbatisi oleh rasionalitas yang dipakai. Dengan berpandagan secara fenomenologis marcuse mencoba membuat sebuah teori kritis yang memang dari beberapa tulisannya menggunakan dari pendahulanya, yakni karl marx. Dimana karl marx adalah dasar dari berbagai teori kritis yang ada dalam dealektika matrialesme historis. Marcuse mencoba membangun sebuah filsafat kritis dengan belajar dari gurunya yakni edmund husserl. Dengan menggunakan fenomenologi.
2.
Teori Kritis Herbert Marcuse
Dalam teori kritisnya herbert marcuse
cenderung memberikan kritikan terhadap fasisme nazi yang berkembang pada saat
itu. Dimana dalam fasisme nazi ini memberikan tolak belakang terhadap
sosialismenya marx yang terbangun di jerman. Dalam hal ini marcuse serta
beberapa kawannya mencoba untuk mengkritisi beberapa pandangan serta tindakan
yang di buat oleh fasisme nazi atau yang berkuasa saat itu. Dia memberikan
gambaran tentang industrialisasi yang ada di jerman, dengan munculnya berbagai
industriali tersebut.
Perkembangan teknologi membuat
manusia sulit untuk mendapatkan sebuah kesejahteran. Dimana dalam konstruksi
sebuah negara terdapat dua teori yang berkemabang yakni negara kesejahteraan
atau welfare state. Dalam teorinya ini dia mempunyai berbagai kritikan terhadap
fasisme nazi yang dilakukan oleh pemerintahan jerman pada waktu itu. Pandangan
kritis inilah yang membuatnya menjadi salah satu pelopor adanya sebuah teori
kritis yang berada di negara jerman tersebut. Serta menjadikan marcuse menjadi
salah satu pencipta teori kritisnya.
Kemudian untuk menciptak teorinya
dia bersama dengan para teori kritis yang lain mencoba untuk membangun sebuah
dasar dan proses dari peran dan kepentingan yang dipakai untuk menciptakan
teori. Selanjutnya untuk membawa teori kritisnya dia serta beberapa kawannya
melakukan diskusi-diskusi yang di kembangkan di universitas frankurt. Beberapa
dasar dari teorinya ini membawanya kepada sebuah teori kritis yang hingga saat
ini digunakan sebagai sebuah analisa terhadap negara. Peran serta pengetahuan
akan pentingnya tentang sebuah negara yang mensejahterakan masyarakatnya.
Dengan pengacuan tersebut marcuse menggunakan beberapa teori tentang masyarakat
industrialisasi yang ada di negara jerman. Perkembangan masyarakat industri
ternyata tidak mengubah beberapa hal yang paling penting di masyarakat jerman
pada waktu itu. Dimana dalam masyarakat jerman, kemiskinan masih menjadi
peluang yang tidak akan terselesaikan dalam beberapa waktu yang ada di jerman.
Kepemimpinan fasisme nazi yang semakin merajalela membuat masyarkat jerman
menjadi miskin.
Kritikannya terhadap perkembangan
industri ini mengakibatkan jerman menjadi negara yang miskin dalam hal
kesejahteraan. Dimana para pekerja kemudian beralih menjadi buruh di sebuah
pabrik industri di jerman. Dimana industri dan pengetahuan masih menjadi alat
dominasi kekuasaan fasisme nazi di jerman. Kesalahan tafsir terhadap teori marx
membuat fasisme jerman tidak mengetahui betul dasar dan konsepsi teori marx
kala itu. Bahkan marcuse mengungkapkan bahwa fasisme nazi ini membuat beberapa
masyarakat menjadi kurang sejahtera terhadap kebutuhan ekonominya.
Semacam dengan perbudakan, konsep industrialisasi hanyalah konsep modern
yang ada di jerman. Perbudakan dengan gaya baru ini membuat kesadaran ruang
pikir pekerja menjadi kurang. Gaya baru perbudakan
yang mengisyaratkan pelampauan logika Hegelian, telah mengarahkan analisis
kepada suatu selubung kepentingan ideologis yang melingkupinya beserta dengan
rasionalitas yang digunakan oleh mereka (semua pihak yang memiliki akses dan
kepentingan akan hal perbudakan ini).
Munculnya subjek-subjek baru sarat akan
historisitas yang kuat, di mana penjelajahan atasnya akan membawa manusia
sampai pada suatu mekanisme sistem baru yang membuat dominasi teknologi tidak
lagi terasa sebagai suatu dominasi yang menyedot keseluruhan diri manusia. Hal
itu menampakkan dirinya melalui suatu transformasi dasar, dominasi menuju
administrasi.
Uraian mengenai wahana teknologi yang
menguraikan secara gamblang wahana-wahana dominasi dan proses alienasi dalam
kerja mengarahkan perhatian pada suatu administrasi total. Artinya, hidup
manusia secara masif telah ditaklukkan. Dan satu hal yang membuat mereka
benar-benar membuat mereka tidak menyadarinya ialah bergesernya visi dunia dan
manusia di bawah panji-panji “kepentingan ideologis”. Sebuah realitas
paradoksal ditunjukkan di sini, di dalam visi dunia dan manusia yang baru.
Begitu paradoksnya hal ini hingga membuat
manusia modern tak mampu meninjaunya sebagai sebuah proses dehumanisasi.
Paradoks sebab sesungguhnya apa yang mereka dengungkan tentang suatu
penghargaan yang tinggi akan hak asasi manusia sebagai visi baru mengenai dunia
dan manusia, pada kenyataannya hanyalah sebuah pemenjaraan manusia melalui
rasionalitas teknologis. Inilah realitas yang digugat oleh Marcuse sebab di
dalam suatu “kebaikan” ternyata terdapat “kepentingan ideologis”.
Lantas di manakah letak perubahan tersebut?
Administrasi total menyiratkan segala sesuatu yang diadministrasikan.
Administrasi mengatasnamakan pelayanan publik demi kebaikan martabat manusia.
Tetapi apa yang sesungguhnya ada di balik semuanya itu adalah sebuah formalitas
perbudakan. Administrasi total menyiratkan kematian posisi negatif. Mereka
semua dimasukkan ke dalam sistem ini. Bahkan, kontrol yang mereka lakukan tidak
melulu nonteroristik sebagaimana yang terlihat. Mereka juga menggunakan
kontrol-kontrol teroristik di mana kapitalis beraliansi dengan militer. Dalam
setiap karyanya marcuse menentang tentang sebuah pemikiran yang positivistik.
Dimana ia mengatakan bahwa pengetahuan selalu berkembang setiap jamannya.
3.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Herbert Marcuse lahir pada tahun 1898, anak tertua dari seorang pedagang Berlin.
Para Marcuses adalah Yahudi tapi ini sebagian besar soal ketidakpedulian selama masa kecilnya, masa asimilasi yang
cepat. Bahkan Marcuse sering bercanda
bahwa pada Jumat malam salah satu bisa mendengar ibu memanggil keluar
"Siegfried, Brunehilde, Shabbat!" Remaja Marcuse terjadi pada periode
menjelang Perang Dunia I. Dimana marcuse pada saat itu mengalami kekejaman
fasisme nazi yang mangakibatkan jutaan orang tewas. Kemudian pada saat remaja
marcuse menjadi tentara jerman, dia ditugaskan di barisan belakang para
tentara, sehingga dia tidak melihat api yang berkobar pada kala itu.
Kemudian dia melanjutkan sekolah di universitas feirburg jurusan filsafat.
Dimana di universitas tersebut dia belajar pada edmund husserl, yakni seorang
tokoh fenomenologis. Dalam hal ini herbert marcuse belajar banyak kepada edmund
husserl. Disamping dia belajar fenomenologi dia juga belajar aliran filsafat
yang lainnya. Kemdian marcuse lulus pada tahun 1922 dengan gelar Doktor.
Kemudian dia bergabung bersama horkheimer di frankurt. Ketika marcuse mengajar
di frankurt. Dominasi kekuasaan fasisme makin dirasakan oleh para masyarakatnya.
Sehingga marcuse dan horkheimer mencoba membangun sebuah studi untuk
mengkritisi tindakan yang dilakukan oleh fasisme nazi di jerman.
Kemudian dalam setiap studinya, marcuse yang kala itu bersama horkheimer
menulis sebuah karya tentang masyarakat industri. Namun nampaknya semuanya
mengalami jalan buntu ketika marcuse membangun sebuah teori kritis ini.
Kemudian marcuse kembali untuk mengambil sebuah pendidikan di feirburg dan
ketika saat itu dia menjadi sebuah husserlian dengan fenomenologisnya untuk yang
kedua kalinya.
Demikianlah beberapa hal yang
sejarah singkat seorang herbert marcuse yang merupakan seorang teori kritis di
universitas frankurt jerman. Dengan berbagai kajian yang dilakukannya mencoba
untuk melihat fasisme nazi. Mengkritisi serta melakukan tindakan kritis itulah
yang dilakakukan oleh herbert marcuse dalam melihat kekerasan yang dilakukan
oleh fasisme nazi.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini dibentuk,
dengan melihat landasan filosofis yang ada pada pemikiran herbert marcuse. Dapat
kita simpulkan bahwa herbert marcuse adalah seorang filsuf yang berlatar
belakang fenomenologi. Karena diajarkan oleh gurunya yakni edmund husserl di
universitas feirburg, Jerman.
Kemudian dalam tulisan-tulisannya
marcuse cenderung mengkritisi tentang industrialisasi yang berkembang di
jerman. Serta marcuse juga mengkritisi tentang fasisme nazi yang dilakukan oleh
pemerintahan saat itu. Marcuse adalah seorang anak yang berasal dari keluarga
pedagang. dia adalah seorang yang beragama yahudi. Pendidikan marcuse berawal
di universitas feirburg jurusan filsafat. Dia diajar oleh seorang edmund
husserl. Yang merupakan seorang yang membangun kontruksi fenomenologi di
jerman. Bahkan dia juga melakukan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
marcuse untuk mendapatkan data-data yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Marcuse,
Herbert.1964.one dimensional men.USA:Beacon
Press
http://www.beacon.org/client/PDFs/1433_intro.pdf (diunduh
pada tanggal 16 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar